Wednesday, June 17, 2009

Bekerja Untuk Tuhan

Ayat bacaan: Efesus 2:10
===================
"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."

menemukan panggilan, bekerja untuk TuhanHarga pemain bola terus melambung tinggi di Eropa. Terutama di Inggris dan Spanyol, harga yang melambung ini membuat kesenjangan yang cukup tinggi antara klub besar dengan keuangan melimpah dan klub-klub semenjana hingga menengah. Pemain top yang dibeli dengan harga tinggi ini seringkali mendapatkan gaji besar bukan hanya karena kontribusinya, tapi didasarkan atas ketenaran mereka. Sepakbola kini bukan lagi olah raga, tapi sudah menjelma menjadi bisnis hiburan tingkat tinggi. Pemain-pemain mahal ini akan terus menerima gaji besar, bahkan ketika mereka sedang tidak dalam performa terbaik atau tidak memberikan kontribusi signifikan bagi timnya. Saya ingat seorang pemain terkenal bernama Fernando Redondo. Sekitar akhir 90an saya ingat berita perpindahannya ke AC Milan setelah meninggalkan Real Madrid. Sialnya ia didera cedera lutut yang parah, hingga akhirnya pensiun. Apa yang menarik dari Fernando Redondo adalah tingkat profesionalitas tingginya. Dia menolak menerima gaji selama masa penyembuhan lututnya di Argentina, meskipun secara kontrak ia tetap layak menerimanya. Ketika ia merasa tidak memberi kontribusi apapun bagi AC Milan, ia pun menolak untuk menerima gajinya. Ini sebuah keteladanan yang sudah sangat jarang kita temukan. Sebuah keteladanan akan etika, moral dan profesionalitas yang tidak semua orang mau melakukannya.

Hari ini saya masih mendapat pesan penting mengenai bekerja dan melayani Tuhan. Keselamatan dijanjikan lewat kasih karunia Tuhan. Kita yang sarat dengan dosa dan seharusnya binasa ternyata diselamatkan oleh Tuhan, lewat mengutus anakNya yang tunggal untuk menebus kita lewat kematianNya di atas kayu salib. Lewat karya penebusan Kristus itulah kita diselamatkan dari binasa, hubungan kita dengan Tuhan pun dipulihkan. Jika kita saat ini bisa mengimani apa yang dikatakan penulis Ibrani: "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16), itu adalah akibat Kristus yang telah memulihkan hubungan kita dengan Tuhan. Tanpa itu, kita tidak akan bisa masuk ke dalam tahta maha kudus Tuhan secara pribadi. Bukan main besarnya karya penyelamatan Kristus ini bagi hidup kita, hidup orang tua kita, saudara-saudara kita bahkan hidup anak dan cucu kita kelak di kemudian hari.

Ketika kita sudah diselamatkan, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita bisa hidup dengan hanya menikmati segala kemurahan Allah tanpa berbuat sesuatu bagiNya? Layakkah kita berpangku tangan melihat begitu banyak jiwa-jiwa yang belum selamat? Perjalanan kita dari bumi menuju surga sudah dibayar lunas oleh pengorbanan Kristus. Paulus mengatakan bahwa itu adalah pemberian Allah oleh kasih karuniaNya, oleh iman kita, dan bukan karena hasil pekerjaan kita. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9). Itu benar. Tidak ada satupun yang kita buat bisa membawa kita menuju keselamatan jika kita hidup tanpa Kristus. Namun kita tidak boleh berhenti hanya pada ayat 9 ini, karena ayat selanjutnya menyatakan apa yang harus kita lakukan setelah menerima kasih karunia Allah ini. "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (ay 10). Tuhan membentuk kita untuk melakukan hal-hal yang baik, untuk bekerja di ladangNya, seperti yang sudah Dia persiapkan untuk kita. Ayat 10 ini menunjukkan bahwa kita semua punya tugas. Sebagai anak-anakNya, kita semua diciptakan Tuhan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik. Inilah hal penting yang harus kita ingat setelah kita mengimani keselamatan lewat kasih karunia.

Lalu bagaimana kita harus bersikap? Lihatlah bahwa kita semua punya panggilan tersendiri sesuai dengan apa yang telah dipersiapkan langsung oleh Tuhan ketika Dia menciptakan kita. Dalam surat kepada jemaat Korintus, Paulus menjelaskan bahwa "Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh." (1 Korintus 12:4). Secara rinci Paulus menjabarkan karunia-karunia itu. "Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu." (ay 8-10). Semua itu berasal dari Roh yang sama, seperti yang dikehendakiNya. (ay 11). Seperti apa yang sudah Dia rencanakan sejak awal.

Apakah yang menjadi panggilan anda? Karunia apa yang diberikan Tuhan pada anda? Bekerja melayani Tuhan tidak harus selalu berarti membuat mukjizat besar, membangkitkan orang mati, menyembuhkan sakit parah dan sebagainya. Lewat hal-hal kecil di lingkungan kerja atau lingkungan tempat tinggal pun kita bisa melayani Tuhan dengan baik. Lewat sikap, tindakan dan perbuatan kita pun kita bisa menjadi terang dan memperkenalkan sang Terang Dunia. Tepat seperti kata Yesus: "Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12). Ketika kita berjalan dalam Kristus, kita akan memiliki terang hidup, yang memancar keluar karena kita punya terang dunia di dalam diri kita. Ketika hal ini menjadi tanggungjawab kita, secara luar biasa Tuhan dengan serius menambahkan janji akan upah bagi orang-orang yang bekerja. "Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya." (Roma 4:4). Paulus pun mengingatkan demikian: "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."(1 Korintus 15:58). Hidup di dunia ini bukanlah sebuah liburan semata. Kita semua telah dipanggil untuk bekerja bagiNya, sesuai dengan apa yang telah Dia rencanakan sejak kita diciptakan. Adalah sebuah kehormatan untuk bekerja melayani Tuhan. Temukan panggilan Tuhan bagi hidup anda, dan lakukanlah apa yang harus kita lakukan.

Kita punya tugas masing-masing sesuai dengan yang telah Dia persiapkan. Apa yang menjadi panggilan anda?

No comments:

Post a Comment